Tanyakan pada peta!!

SELAMAT DATANG DI KABUPATEN BOJONEGORO

Kabupaten yang menjadi sentra wilayah pertanian, meubelair, minyak bumi, wisata, maupun berjuta keunikan dan kekhasan dari kota yang identik dengan etos kerjanya yang tinggi, dengan slogan AYO KERJA!! KERJA!! KERJA!!

BENDUNG GERAK BOJONEGORO

Bendungan Gerak Bojonegoro adalah bendungan pada Bengawan Solo yang terletak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dan Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.Manfaat bendungan ini adalah ini untuk persediaan air bagi pertanian di saat musim kemarau, untuk kebutuhan industri, seperti jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu.

API ABADI BOJONEGORO

Kayangan api adalah sumber api yang tidak pernah padam, suatu yang langka tentunya, api keluar dari dalam perut bumi yang tidak ada henti-hentinya. Kayangan api terletak di kawasan hutan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Bojonegoro Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan kurang lebih 42,29% dari luas desa. Tempat itu dapat ditempuh dengan jarak 25 Km dari arah kota Bojonegoro.

WADUK PACAL BOJONEGORO

Waduk Pacal berada di 35 km selatan wilayah Bojonegoro, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Merupakan bangunan peninggalan Belanda yang di bangun sejak 1924 dan diresmikan pada tahun 1933. Termasuk salah satu bangunan bersejarah berukuran raksasa yang masih berfungsi hingga kini.

KEBUN BELIMBING RINGINREJO

Jengkertentang Wisata kebun belimbing yang teletak di desa Ringinrejo kecamatan Kalitidu. Di desa ini hampir seluruh warganya berprofesi sebagai petani belimbing. Buah belimbing yang ada di kebun ini boleh dibilang mempunyai ukuran jumbo.

Kamis, 03 Agustus 2017

PROGRAM AYO SEKOLAH 
SEBAGAI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO


          Sesuatu yang mengejutkan bahwa ternyata pendidikan yang ada di kabupaten bojonegoro tergolong rendah, belum sampai dari standar yang ditentukan pemerintah. Standar yang ditentukan ialah pendidikan minimal Sembilan tahun, namun nyatanya di Bojonegoro masih banyak anak anak yang mendapat pendidikan hanya enam atau tujuh tahun saja. Hal itu sesuai dengan data siswa putus sekolah tahun 2014-2015 yang diterima Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bojonegoro. Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah anak putus sekolah tingkat SD/MI sebanyak 10.000 anak, SMP/Mts sebanyak 11.000 anak, dan tingkat SMA/MA sebanyak 21.000 anak. Jumlah yang fantastis , 42.000 anak. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, seperti Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan, BPS, PKK, dan Dapodik (data pokok pendidikan). Lantas bagaimana pemerintah  Kabupaten Bojonegoro mengatasi hal ini. Padahal anak anak sebagai penerus pembangunan bangsa. Pemerinatah Bojonegoro sudah memiliki program ayo sekolah.

          Program ayo sekolah  masih terdengar asing bagi kalangan masyarakat Bojonegoro. Program yang merupakan  jebolan dari bupati kang Yoto, merupakan bentuk keprihatinan pemerintah melihat masih banyaknya anak usia sekolah tidak bisa melanjutkan sekolah lantaran berbagai macam factor, salah satunya ekonomi. Apakah ini hanya sekedar programsaja? Gerakan ini sudah di launching sejak juni 2015. Bagaimana kinerja program ini?  Program ini mengalokasikan dana tersendiri. Sedangkan dana lokasi khusus dialokasikan untuk siswa SMA. Dengan nilai 500 ribu rupiah dan pada tahun 2016 mendatang akan ditingkatkan menjadi dua juta. Tujuan dari program ini tentu saja untuk mengurangi anak putus sekolah, dan juga meningkatkan kapasitas warga bojonegoro terutama yang berusia produktif.

          Penyuluhan secara menyeluruh masih dibutuhkan dalam program ini. Karena saya rasa masih ada masyarakat bojonegoro yang  asing. Dana  untuk siswa putus sekolah seharusnya juga benar benar dipastikan untuk melanjutkan pendidikan siswa tersebut bukan untuk perihal lain. Dan perlunya juga pembinaan kepada orang tua siswa yang putus sekolah akan pentingnya sekolah bagi anak anak mereka.